Peradaban
kehidupan manusia dan semesta adalah kumpulan sejarah dalam hitungan waktu yang
pernah hadir. Secara sunnatullaah, keberadaan kita sekarang pun adalah
buah keberadaan orang-orang sebelum kita. Allah ta’ala telah menjelaskan dalam al-Qur`an
bahwa Dia telah menciptakan manusia secara berpasangan yang dari keduanya
lahirlah generasi hingga kesemuanya tersebar berbangsa-bangsa (QS. an-Nisâ`:1;
al-Hujurât: 13).
Satu
sosok yang diakui paling berpengaruh dalam tumbuh kembangnya sebuah generasi
adalah sosok ibu (wanita). Ada kata-kata hikmah yang menyatakan bahwa “wanita
itu tiang Negara, bila dia baik, maka baiklah negara itu. Tetapi bila wanita
itu rusak maka rusaklah negara itu”. Bisa kita bayangkan secara logis, jika
yang melahirkan, –terutama- yang mengasuh dan mendidik seorang anak adalah
sosok ibu yang rusak akhlaknya, maka akhlak anaknya itu sebagai generasi dari
sebuah Negara (peradaban) juga akan mengalami kerusakan yang tidak jauh
berbeda.