Selasa, 20 Desember 2011

Belajar tentang Kecewa dari Ji'ranah

..... sebuah inspirasi yang pernah dibagikan oleh Ustadz Dwi Budiyanto .....

Dari Ji'ranah Kita Belajar tentang Kecewa...

Di Ji'ranah hari itu ada kecewa. Ada kebijakan Rasulullah yang tak dipahami. Sangat manusiawi kelihatannya. Orang-orang Anshar merasa disisihkan selepas perang Hunain yang menggemparkan. Mereka telah berjuang total. Mereka berperang di sisi Rasul dengan penuh kecintaan. Tapi, harta rampasan perang lebih banyak dibagikan pada orang-orang Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya. Sementara pada mereka, seakan hanya memperoleh sisa.

Padahal, semua orang tahu, sebagaimana Rasul pun juga mengetahuinya: merekalah yang berjuang dengan sepenuh iman ketika orang-orang Quraisy dan kabilah Arab itu lari tunggang langgang pada serangan pertama pasukan Malik bin Auf An-Nashry. Maka, hari itu di Ji'ranah, ada yang kasak-kusuk, "Demi Allah, Rasulullah saw telah bertemu kaumnya sendiri!" Kalimat itu jelas sarat kekecewaan.

Minggu, 27 November 2011

Dialog Diri: Renungan Awal Hidup di 1433 H

Selamat datang di dunia renunganku. Mari kita mulai perjalanan renungan di sini dengan lafazh basmalah, wujud ungkapan harap agar perjalanan kita diiring petunjuk-petunjuk. Selanjutnya mari mengiring perjalanan ini juga dengan lafazh hamdalah, wujud ungkapan syukur bahwa saat ini kita sedang memanfaatkan anugerah penglihatan, bahwa saat ini kita sedang memanfaatkan anugerah waktu, bahwa saat ini kita masih berada dalam jasad dan kesadaran yang diamanahkan Tuhan kita.

Wahai diri, ada satu pertanyaan reflektif yang hadir di renungan hari ini; “jika di awal Muharram ini kita diberikan ruang-ruang lega untuk diisi ragam warna harapan dan rencana pada rentang waktu satu tahun ke depan dan selanjutnya, apa yang mau dan bisa kita isi?” Di belahan bumi lainnya, -diketahui atau tidak-, ada mereka yang telah tunai masa mengumpulkan amal hidupnya di dunia, mungkin dia kenalan kita, mungkin orang yang sangat dekat dengan kita, dan mungkin antara kita dengannya belum pernah ada singgungan fisik dan maya sedikit pun. Siapa yang kemarin masih ada dan sekarang sudah tidak ada? Aku yakin, tunainya masa hidup itu menghampiri mereka dengan tidak kompromistis, entah kapan itu akan sampai pada giliran diri kita. Sudah siap melanjutkan perjalanan hidup di dimensi dunia atau di dimensi keabadian?

Rabu, 26 Oktober 2011

Tentang Cinta

Tentang cinta dan paradigma atasnya. Orang-orang mengatakan bahwa kisah-kisah tentangnya akan selalu mendampingi hidup-hidup kefanaannya manusia. Sama seperti kisah-kisah dunia mistis, penuh misteri, tiada habis karena abstraknya tak bisa kunjung ditangkap akal sehat. Mahaguru Semesta kita pernah mengajarkan, kelak hakikatnya akan dirasa jika kefanaan kita berakhir, menuju masa kekekalan, masa kehakikian.

Orang-orang mengatakan, mereka yang diliputi cinta merasakan warna-warni indah cahaya hidupnya, lalu membutakannya. Orang-orang mengatakan, mereka yang dipeluk cinta merasakan digelitik jiwanya lalu menghasilkan senyuman-senyuman gila dan sunyi. Orang-orang mengatakan, mereka yang dibuai cinta merasakan mabuk tanpa sadar, yang membuatnya sempoyongan dari nalar akal sehat.

Senin, 29 Agustus 2011

Dialog di Penghujung Pertemuan

Waktu itu mungkin terlalu pagi untuk dikatakan pagi di saat aku bertemu dengannya, di alam abstraksi. Dini hari, dan langit masih dalam kelam. Sendu, aku rasakan raut mukanya. Masygul tangannya berkemas. Mematut-matut penampilannya.

“Apakah sudah saatnya?” tanyaku.

“Iya”, pendek jawabannya, nampak enggan menoleh. Tapi aku bisa melihat perubahan raut mukanya, Nampak otot pipinya melebar. Senyum?

Aku menyambut jawabannya dengan menarik nafas cukup dalam, mencoba mengisi rongga-rongga alveolus yang seraya menyesak. Aku menunduk, “Serasa belum lama ini kamu datang ya sobat”, kata-kata itu keluar dari mulutku bersamaan dengan nafas keluaran.

“Syukurlah kalau masih menganggapku sahabat”, dia merespon, masih tanpa menoleh. Respon yang membuat aku mengerutkan otot-otot antara kedua alis mataku. “Tapi sungguh, aku sudah cukup mendapatkan banyak pengkhianatan dari orang-orang yang menganggapkanku demikian. Terlebih dari mereka, yang berbusa-busa memuji-mujiku, menceritakan tentang kebaikan-kebaikanku, mengancam orang-orang yang mengacuhkan dan menyesalkan aku, namun belakangan mereka akhirnya berkomplot dengan orang-orang yang mereka ancam”, ada nada menggantung, dia masih belum selesai bicara. “Semoga kamu tidak menjadi bagian dari mereka”. Kali ini dia menoleh. Dan benar, otot pipi yang terlihat melebar dari belakang memang mengguratkan senyum, namun ternyata garis alis dan matanya mengatakan keprihatinan.

Jumat, 05 Agustus 2011

Renungan 'KEDEWASAAN'

Hari ini mungkin aku sama seperti dirimu, juga seperti yang lainnya, ketika suatu momentum dalam kehidupan kita membuat kita berfikir tentang sebuah kata yang nampaknya cukup sakti di kehidupan harian manusia; “DEWASA”. Mungkin kamu pernah mendapatkan ungkapan-ungkapan yang bunyinya seperti ini;

1. “kamu itu kok kekanak-kanakan banget sih, dewasa dong coy, inget umur!!”,

2. “salut saya sama kamu, pembawaan kamu dewasa banget bro”,

3. “kalo pake baju itu tampilanmu jadi nampak dewasa banget sob”,

4. “males aku gaul sama dia, maunya enak sendiri”,

5. “aku gak cocok satu kelompok sama dia, gak suka sama karakternya”,

Jumat, 17 Juni 2011

Tentang Masalah

Dalam dialog renungku pagi ini, ada 1 kata penting dan fundamental yang muncul berkali-kali, 'MASALAH'.

Hmm.. Untuk hal yang 1 ini, ternyata manusia itu terlalu sombong, seringkali atau sepenuhnya. Ya, aku pun. Terlalu banyak masalah yang aku lewati dengan pongah, lupa berkomunikasi dan berkonsultasi dengan dzat Yang Maha Mengetahui semua permasalahan, dengan dzat Yang Maha Kaya, bahkan semua masalah pun Dia yang anugerahkan sebagai tempaan keimanan manusia.

Seringkali manusia pongah dan lupa. Pongah pada tangan-tangan kecil dan lemah mereka dan lupa tangan Yang Maha Kuasa dan Maha Kuat. Bahkan, sebenarnya hasil tangan-tangan kecil dan lemah itu pun adalah pemberian. Bagaimana tidak? Ada fasilitas nyawa, ada fasilitas masa, ada fasilitas raga, ada fasilitas rasa, ada fasilitas rasio, dan berbagai lainnya. Semuanya adalah pemberian, dan seringkali atau sepenuhnya terlupakan.

Minggu, 29 Mei 2011

Rangkum Kata yang Terdokumentasikan


Sekedar beberapa catatan, tumpahan dinamika rasio dan rasa yang mengiringi perjalanan 1 tahun diriku di 2010. Semoga sedikitnya bisa menginspirasi. Setidaknya membantu melembutkan hati :)




Ketika Jemputan Tertagih
Rintik-rintik merangkai riak-riak
Hujan deras, luapan menghanyut
Badai gelegar, gelombang menyapu