Senin, 31 Desember 2012

Renungan ‘Sekuat Sekemampuan’


Perjalanan panjang hari ini benar-benar menusuk kesadaran dan komitmen. Kesadaran dan komitmen atas diriku yang bukan milikku sendiri. Aku adalah milik Allah ta’ala, sehingga seharusnya setiap langkah kaki dan jibaku jiwa raga berangkat dariNya dan bertolak menujuNya, penghambaan yang dirajut oleh ketaatan dan kecintaan yang sempurna.

Apa yang kamu perbuat di atas bai’at (janji setia) yang kamu lakukan? Bersatu-padu membentuk rangkaian ketaatan yang penuh dan bermakna ridha Allah ta’ala melalui ridha pemimpinmu? Ataukah sekedar lepas tanggungjawab? Ataukah pembangkangan tersembunyi? Ataukah pembangkangan yang nyata?”, berkali-kali pertanyaan ini menghujam dalam-dalam.

Sayup-sayup Al-An’aam ayat 135, Al-Anfaal ayat 60 dan Huud ayat 93 dan 121 terlantunkan di kesunyian renungan, menanyakan kesungguhanku dalam memenuhi predikat “sekuat sekemampuanku” dalam menjalani amanah-amanah.

25 Desember 2012, di balik perjalanan Jogja-Magelang-Jogja



Tidak ada komentar:

Posting Komentar