Pagi hari ini seharusnya aku
memenuhi jadwal untuk kembali menekuni
adonan keramik dan anyaman serat rami untuk bahan skripsiku, namun lain untuk
kasus Rabu pekan ini sehingga aku batalkan rencana itu. Kondisi khusus ini menuntutku
untuk fleksibel mengurusi hal lain, mengingat dua hari sebelum ini HP-ku hilang
beserta data-data berharga isinya ditambah kemarin baru saja menabrak orang
lalu terjatuh di jalan. Ya, aku harus mengurusi buntut kejadian-kejadian itu,
mengurus kedua nomor kontakku yang lama, mengurus motorku yang rusak, dan mengurus orang yang aku tabrak.
Aku orang yang sangat sulit jauh
dari telepon genggam, ini karena tuntutan mobilitas amanah-amanah dan data-data
yang aku urus sehingga kejadian HP hilang bagiku adalah sebuah aib. Dan ini
tentunya menjadi kali pertamanya aku mengurusi hal seperti ini, mengunjungi
Gerai provider jaringan telepon
selular untuk mengurusi kedua nomorku yang hilang. Ini menjadi salah satu
hikmahnya, aku jadi mengetahui ilmunya. Alhamdulillaah.
Aku juga orang yang sangat sayang
dengan Hamraa -motorku yang setia-, sehingga sangat merasa tidak betah ketika
melihat kerusakan yang ada di badan Hamraa. Tidak terlalu banyak kerusakannya; beberapa
kabel tercopot dari tempatnya, salah satu lampu kecil di bagian lampu depan
mati, stang motor agak miring, goresan-goresan di lampu depan dan tangki. Alhamdulillaah bisa diperbaiki, selain
goresan-goresan dan knalpot. Aku biarkan goresan-goresan itu menjadi saksi.
Namun terkait knalpot, itu sebenarnya luka lama sewaktu melakukan perjalanan
jauh Cibubur-Madiun di awal November kemarin dan mekaniknya ternyata tidak
sanggup memperbaiki, maka aku diharuskan menemui spesialis knalpot untuk
memperbaikinya. Biarlah itu nanti belakangan diperbaikinya, karena kabarnya
tidak sampai merusak sistem permesinan, hanya merusak kenyamanan telinga dengan
adanya suara kaleng rombeng.
Lalu berikutnya yang harus aku
urusi adalah orang yang aku tabrak kemarin, Putri. Sejak kemarin malam sampai
pagi tadi ayahnya terus menelepon menanyakan kabar dan memintaku untuk terus
mendampingi perkembangan kesehatan anaknya itu. Rencananya jam satu siang dia
mau di-rontgen di RSUP DR Sardjito,
namun baru sampai di GMC untuk meminta surat rujukan dan rekomendasi dia sudah
dinyatakan sehat dan tidak perlu sampai diproses lanjut untuk rontgen, -kabarnya karena sudah melewati
24 jam dari masa kecelakaan dan tidak ditemukan indikasi luka benturan yang
parah-. Lagi-lagi, Alhamdulillaah.
Karena urusan Putri yang singkat
di siang hari, akhirnya rencana mengurusi skripsi tetap bisa direalisasikan di
waktu siang sampai sore hari ini. Aku bersama tim pengembangan dan bisnis batu
bata komposit -yang aku jadikan tugas akhir kuliahku- berangkat sore tadi
menuju pengrajin anyaman rami di daerah Kulon Progo, lupa tepatnya di mana.
Tangan-tangan kami yang masih bau kencur ini kepayahan saat harus menganyam
serat rami yang menjadi instrumen tambahan dalam bahan batu bata komposit kami,
jadilah kami rela menempuh jarak jauh untuk menemui tenaga ahli dengan maksud
meminta bantuan menganyam sekaligus belajar darinya. Dari rumah yang lebih
pantas dibilang gubuk itulah, seorang nenek beserta anak-anak dan
kerabat-kerabatnya berhasil membangun produktivitas karya anak bangsa yang
kualitasnya mendunia.
Lalu hari ini aku tutup dengan
perjumpaan bersama sahabat-sahabat perjuanganku di kampus. Mereka yang aku
ketahui selalu berada di garis depan untuk menciptakan atmosfir kampus yang
kondusif untuk beribadah dan dakwah. Sebuah forum yang menjadi ruang penguatan
ruh, saling berbagi kebahagiaan, saling membantu memberikan jalan keluar
permasalahan, saling merangkai senyum dan tawa di setiap gundah gulana. Dan
akhir perjumpaanku dengan mereka selalu menyisakan do’a, semoga ikatan
kebersamaan kami berlanjut di syurga-Nya kelak.
Hari yang menyenangkan. Inti dari
beragam hal yang aku rasakan di hari ini adalah; kalau kita menjalani beragam
urusan dan permasalahan dengan penuh semangat dan tanggung jawab karena Allah ta’ala, insyaa-Allaah semua akan dirasa menyenangkan dan membuahkan
kearifan pada diri kita, terlebih ketika kita memiliki sosok-sosok yang selalu
berusaha menguatkan jiwa kita. Ini benar-benar aku rasakan, ketika beragam
kemudahan dan kegembiraan yang tidak diduga-duga hadir dalam kegelisahan yang
dikelola positif. Tidak ada musibah yang benar-benar besar selama kita berada
dekat dengan yang Maha Besar. Dan ketika merasa pada titik kulminasi dalam
menghadapi cobaan, maka berikanlah kabar gembira pada diri kita bahwa
sebenarnya kapasitas kita ini besar untuk menampungnya, bahwa sebenarnya kita
sedang diuji kelayakan untuk menjadi sosok yang besar.
"Do the people think that they will be left to say, "We believe" and they will not be tried?
6 Desember 2012, di asrama pencetak orang-orang besar, insyaa-Allaah
But We have certainly tried those before them, and Allah will surely make evident those who are truthful, and He will surely make evident the liars".
(Al-'Ankabuut : 2-3)6 Desember 2012, di asrama pencetak orang-orang besar, insyaa-Allaah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar