Senin yang tidak seperti
biasanya, pagi tadi aku tidak merasa terdorong untuk menggarap penelitian
kompositku. Biasanya satu jam sebelum penelitian sudah ada kiriman SMS
pengingat, kali ini tidak ada. Aku maklum, rekanan penelitianku ini pasti memanfaatkan
liburan panjangnya kali ini untuk pulang kampung ke Bekasi, biasanya begitu. Di
samping itu juga aku memang sudah bertekad hari ini meninggalkan Jogja seharian
untuk berada di Magelang dalam rangka memenuhi undangan syukuran beberapa rekan
perjuanganku sekampus yang baru saja diwisuda menjadi sarjana di November
kemarin.
Ikatan yang menyatukan kami ini
tergolong unik, khususnya bagiku. Kami adalah orang-orang yang menyatakan diri
berada dalam sebuah pergerakan dakwah Islam dengan manhaj (metodologi) tarbiyah, seringkali disimbolisasikan dengan
sebuah sebutan ‘Aktivis Dakwah Kampus’. Pertemuan-pertemuan kami seringkali
hanya pada ruang amanah kelembagaan dan aktivitas dakwah, namun ideologi yang
tertanam -meliputi ‘aqidah dan mu’amalah-, dan ikatan rasa kepemilikan
yang sama pada Islam dan gerakan dakwah ini menjadikan pertemuan pertama sudah
serasa menjadi saudara.
Kondisi ini bukan hanya terjadi
pada konteks lokal saja (kampus, daerah) namun ternyata juga nasional dan
internasional. Jikalau kita mendapat tugas belajar ke luar negeri –misalnya-,
maka dari Indonesia sudah di-ikhtiar-kan
agar kelak kita di sana diperjumpakan juga dengan forum ukhuwwah pergerakan dakwah Islam ini.
Agenda kumpul-kumpul kami ini
bisa dibilang baru menghangat sejak hampir dua tahun terakhir ini, padahal
kuliah kami sama-sama dimulai pada tahun 2007. Wajar dalam hematku, karena
tahun-tahun awal kuliah aktivitas sudah pasti padat karya, dan menjelang
masa-masa kelulusan, di saat amanah kampus satu per satu berganti dengan yang
lebih ringan -bahkan berlucutan- dan waktu senggang semakin menawarkan
keterlenaan.
Semoga saja persaudaraan kami barakah
dan kekal, yang terrangkumkan dalam perjumpaan, sinergi, kontribusi, dan
perpisahan karena Allah ta’ala semata.
Semoga saja semangat juang kami tidak meredup seiring jantung berdegup. Semoga saja
kami mampu istiqaamah hingga
kaki-kaki kami kelak melangkah di jannah.
Semoga, semoga, semoga.
Dari Nabi –shallallaahu ‘alaihi wa sallam-, beliau
bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan
dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan
kecuali naungan-Nya, yaitu:
(1) Pemimpin yang adil, (2) pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada
Allah –subhaanahu wa ta’aalaa- (selalu beribadah), (3) Seseorang yang hatinya
terikat dengan masjid, (4) Seorang laki laki yang diuji dengan wanita yang
cantik,kaya dan berkedudukan. Namun ia berpaling dan berkata ‘ Sesungguhnya aku
takut kepada Allah SWT ‘, (5) Orang yang
saling mencintai karena Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah, (6) Orang
yang suka memberi kepada orang lain, namun menyembunyikan perbuatannya. Dengan
kata lain, tangan kanan memberi namun tangan kiri tidak diberi tahu tentangnya,
(7) Orang yang selalu dzikir (mengingat) kepada Allah meneteskan air mata dari
kedua matanya.”
[Hadits riwayat
Bukhari]
kayak kenal tempat ini *halah
BalasHapusayo mba, tebak2 berhadiah :)
Hapus