Senin, 31 Desember 2012

Berjumpa, Bersinergi Kontribusi dan Berpisah karena Allah Ta'ala

Senin yang tidak seperti biasanya, pagi tadi aku tidak merasa terdorong untuk menggarap penelitian kompositku. Biasanya satu jam sebelum penelitian sudah ada kiriman SMS pengingat, kali ini tidak ada. Aku maklum, rekanan penelitianku ini pasti memanfaatkan liburan panjangnya kali ini untuk pulang kampung ke Bekasi, biasanya begitu. Di samping itu juga aku memang sudah bertekad hari ini meninggalkan Jogja seharian untuk berada di Magelang dalam rangka memenuhi undangan syukuran beberapa rekan perjuanganku sekampus yang baru saja diwisuda menjadi sarjana di November kemarin.


Ikatan yang menyatukan kami ini tergolong unik, khususnya bagiku. Kami adalah orang-orang yang menyatakan diri berada dalam sebuah pergerakan dakwah Islam dengan manhaj (metodologi) tarbiyah, seringkali disimbolisasikan dengan sebuah sebutan ‘Aktivis Dakwah Kampus’. Pertemuan-pertemuan kami seringkali hanya pada ruang amanah kelembagaan dan aktivitas dakwah, namun ideologi yang tertanam -meliputi ‘aqidah dan mu’amalah-, dan ikatan rasa kepemilikan yang sama pada Islam dan gerakan dakwah ini menjadikan pertemuan pertama sudah serasa menjadi saudara.

Kondisi ini bukan hanya terjadi pada konteks lokal saja (kampus, daerah) namun ternyata juga nasional dan internasional. Jikalau kita mendapat tugas belajar ke luar negeri –misalnya-, maka dari Indonesia sudah di-ikhtiar-kan agar kelak kita di sana diperjumpakan juga dengan forum ukhuwwah pergerakan dakwah Islam ini.

Agenda kumpul-kumpul kami ini bisa dibilang baru menghangat sejak hampir dua tahun terakhir ini, padahal kuliah kami sama-sama dimulai pada tahun 2007. Wajar dalam hematku, karena tahun-tahun awal kuliah aktivitas sudah pasti padat karya, dan menjelang masa-masa kelulusan, di saat amanah kampus satu per satu berganti dengan yang lebih ringan -bahkan berlucutan- dan waktu senggang semakin menawarkan keterlenaan.

Semoga saja persaudaraan kami barakah dan kekal, yang terrangkumkan dalam perjumpaan, sinergi, kontribusi, dan perpisahan karena Allah ta’ala semata. Semoga saja semangat juang kami tidak meredup seiring jantung berdegup. Semoga saja kami mampu istiqaamah hingga kaki-kaki kami kelak melangkah di jannah. Semoga, semoga, semoga.

Dari Nabi –shallallaahu ‘alaihi wa sallam-, beliau bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu:
(1) Pemimpin yang adil, (2) pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah –subhaanahu wa ta’aalaa- (selalu beribadah), (3) Seseorang yang hatinya terikat dengan masjid, (4) Seorang laki laki yang diuji dengan wanita yang cantik,kaya dan berkedudukan. Namun ia berpaling dan berkata ‘ Sesungguhnya aku takut kepada Allah SWT ‘, (5) Orang yang saling mencintai karena Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah, (6) Orang yang suka memberi kepada orang lain, namun menyembunyikan perbuatannya. Dengan kata lain, tangan kanan memberi namun tangan kiri tidak diberi tahu tentangnya, (7) Orang yang selalu dzikir (mengingat) kepada Allah meneteskan air mata dari kedua matanya.
[Hadits riwayat Bukhari]

24 Desember 2012


2 komentar: