17 Juni 2012. Aku
sadar bahwa besok aku terancam melewati Ujian Akhir Semester dengan tidak
optimal karena waktu-waktu persiapannya aku habiskan dengan perjalanan ini.
Perjalanan yang begiku lebih bermakna karena akan berkumpul dengan keluarga tercinta
di Ciamis dan menyaksikan adik bungsuku diwisuda di sini, di acara Haflatul Ikhtitaam
Pondok Pesantren Husnul Khotimah, wisuda kelulusan Madrasah ‘Aliyah. Adikku
lulus Ujian Nasional dan lulus meng-khatam-kan
hafalan 30 Juz Al-Qur’an. Atas prestasinya itu dan meluap-luapnya
rindu-cinta-bahagiaku, aku relakan waktu, perhatian, dan tenagaku lebih tercurahkan ke
sana.
Udara sejuknya yang khas tidak juga berubah meski panas matahari terasa lebih terik sejak beberapa bulan terakhir. Pohon-pohon bambu sekelilingnya masih teduh dengan syahdu gemerisiknya yang tertiup angin gunung tertinggi di Jawa barat. Sudah beberapa tahun silam terakhir bayanganku menjelaga di tanah rumah ini, sebuah rumah pembinaan dan penempaan ilmu serta kepribadian. Enam tahun genap aku dijejali beragam macam momentum di sini. Bersama gerombolan jiwa dari seantero negeri di garis-garis batas zamrud khatulistiwa. Jika teringat senyum dan tawa, di sini memang gudangnya. Jika teringat tangis, di sini hati kita sering teiris-iris. Yang pasti, di saat perpisahan akhirnya harus kami rangkai pada waktu itu, kami semua tersenyum bahkan berderai tawa, sedangkan mata kami sesama sembap berlinang air mata. Ekspresi campuran yang mengharu-biru.
Udara sejuknya yang khas tidak juga berubah meski panas matahari terasa lebih terik sejak beberapa bulan terakhir. Pohon-pohon bambu sekelilingnya masih teduh dengan syahdu gemerisiknya yang tertiup angin gunung tertinggi di Jawa barat. Sudah beberapa tahun silam terakhir bayanganku menjelaga di tanah rumah ini, sebuah rumah pembinaan dan penempaan ilmu serta kepribadian. Enam tahun genap aku dijejali beragam macam momentum di sini. Bersama gerombolan jiwa dari seantero negeri di garis-garis batas zamrud khatulistiwa. Jika teringat senyum dan tawa, di sini memang gudangnya. Jika teringat tangis, di sini hati kita sering teiris-iris. Yang pasti, di saat perpisahan akhirnya harus kami rangkai pada waktu itu, kami semua tersenyum bahkan berderai tawa, sedangkan mata kami sesama sembap berlinang air mata. Ekspresi campuran yang mengharu-biru.
Bagian demi bagian acara berlangsung, takbir menggema bersahutan menyambut kebanggaan-kebanggaan yang hadir pada momentum itu. Hingga di saat semua alumni diminta berdiri untuk berikrar, bola mataku menghangat dan basah. Seremoni
sakral itu pun pernah kami dirikan bersama-sama. Kala raga kami tegap
dada membusung dan kepala menunduk khusyuk, lalu lisan kami berikrar -ada yang
benar-benar berbisik, setengah berbisik, ada juga yang dengan lantang
meneriakkannya. Aku yakin tidak seorangpun yang membisu-tuli, setidaknya secara
hadirnya fisik-. Sebuah janji mengalir deras di sana, janji yang hampir saja benar-benar terlupa pernah aku ucapkan juga .....................................
JANJI ALUMNI HUSNUL
KHOTIMAH
Kami Alumni Husnul Khotimah,
dengan ini berjanji :
1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhaanahu wa ta'aalaa dengan
melaksanakan perintahNya, dan menjauhi laranganNya.
2.
Menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai
landasan berfikir, bersikap, dan berperilaku.
3.
Menjadikan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sebagai suri tauladan kami.
4.
Menjunjung tinggi nilai jihad hingga meraih
pahala syahadah.
5.
Berbakti kepada kedua orang tua dan berbuat baik
kepada sesama manusia.
6.
Dengan iman dan taqwa, kami bertekad meraih
prestasi yang lebih gemilang.
7.
Menjunjung tinggi nama baik Pondok Pesantren
Husnul Khotimah di manapun kami berada
Kini jiwa raga kami telah bertebaran mengisi berbagai belahan bumi. Kenangan ini sengaja aku padatkan menjadi sebuah tulisan untuk kubagikan kepadamu. Bukan untuk
tujuan lain. Hanya sebentuk pengingat untuk diri pada kesungguhan
untuk tidak menyiakan masa-masa yang sudah sedemikian berwarna terlukiskan. Di
atas kebersamaan kami. Di saat terpisahnya raga tanpa hati, -Karena hati kami masih terikatkan oleh rabithah-rabithah fajar dan senjakala hari-hari-.
* Ahad, 17 Juni 2012. Haflatul Ikhtitaam PPHK XV. Untuk saudara-saudariku angkatan X, 5 tahun
silam kita pernah berdiri menggetarkan panggung ini. Semoga kelak bersama-sama
kita berada pada kabulnya do’a Husnul Khotimah,
sebagaimana harapan yang dibangun pemilik yayasannya dalam wujud bangunan di
mana kita pernah berada di dalamnya itu, sebagaimana yang dicita-citakan orang-orang
mukmin lainnya.
dokumentasi 24 Juni 2007, alumni PPHK ikhwan angkatan X
kunjungi blog saya juga ya www.12feb.co.cc
BalasHapusKeren bisa khatam hapalan 30 juzz. Salut!
BalasHapussalam sukses gan, bagi2 motivasi .,
BalasHapusBersabarlah dalam bertindak agar membuahkan hasil yang manis.,.
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.
hataman Al quran Subhanallah luar biasa
BalasHapussalam kenal
salam solid blogger BSO
salam kenal juga bung RYNEM :)
Hapussalam solid Blogger BSO!!