Ketika hiruk-pikuk hidup hampir membuatmu bisu untuk mengutuk
Ketika kebisingan hidup hampir membuatmu tuli dari seruan Tuhan
Ketika gemerlap hidup hampir membuatmu buta pada yang tersingkap
Ketika dusta menari-nari gemulai, bersenandung merdu, membisikkan desah romansa
Habis sudah tuakmu tak setetes pun tumpah
Hilang patuh, hilang arah, hilang resah
Demikian cintamu dinarasikan di dalam ruang kelam
Hampir saja semuanya terjadi, seperti terjebak di tengah genangan lumpur hisap
Jika saja kesadaran tidak segera menampar angan-anganmu yang lengah
Membimbingmu pada jejak-jejak remah sumpah serapah
Melabuhkanmu pada pangkuan hangatnya rahmah
Menguatkanmu atas jiwa yang nista dan lemah
Mendekapmu dengan erat ukhuwwah
Hingga kamu temukan keheningan dunia
Hingga semua inderamu kembali jernih terbuka
Hingga tiada lagi narasi selain kamu dan Dia
Dalam khalwat yang diantarkan kening
Dalam kesadaran yang bening
Dalam cinta yang hening
Bersama Maha Cahaya yang mencerahkan dan menghangatkanmu
-Yogyakarta, 19 Februari 2013-
Salam kenal Pak Iqbal
BalasHapussalam kenal juga mas Ardika :)
Hapus