Gerimis selepas Subuh, ini pagi yang terlalu teduh dan sejuk
untuk membaca dan menyimak surah At-Taubah, lalu aku merasakan kehangatannya di dada dan air mata. Di sana
Allah ta’ala kerap kali membahas
tentang perjuangan dan militansi.
Militansi. Keras
dan ramai suaranya, diselimuti euforia dalam khayal, namun renta di dunia
nyata, langka. Dia bukan kegagahan yang didapatkan dengan sekedar membaca,
sekedar bicara, sekedar berolah raga. Dia tempaan yang menyeluruh dan terpadu
atas ruh, akal, dan jasad. Sebuah tempaan yang menyisakan makna bahwa sesungguhnya
seseorang dalam hidupnya itu sedang berniaga dengan Pemiliknya, menyajikan
jiwa-raga-harta yang terbaik untuk ditukar dengan keridhaanNya yang kekal.
Tidak luntur
disiram hujan.
Tidak luruh
diterpa badai.
Tidak kering di
terik surya.
Tidak gentar
digoncang lindu.
Tidak rapuh
diserang hama.
Tidak patah
ditempa baja.
Tidak hanyut
diterjang ombak.
Hingga hayat
dipilih untuk meninggalkan kefanaannya..
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al
Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar.”
(At
Taubah : 111)
Kawali, 7
Januari 2012
kawali itu dimana bal?
BalasHapussebuah kampung di Ciamis bagian utara mba, tmpat tinggal ibu-bapakku :)
Hapus