Senin, 28 Juli 2014

Gemuruh Berita dari Palestina

(gemuruh)
Gemuruh reruntuh megah rumah dan cita-cita
Gemerisik sendu tangis mata dan darah luka
Anak, tak lagi ber-ibu-bapak
Para ibu, lagi-lagi kehilangan anak
Tubuh hampir tak mengenal kata utuh
Kelu, entah keberapa kian lidah mengeluh dan mengaduh

Adakah kita menginderanya?

Tatkala langit kita masih cerah membiru dan sesekali kelabu
Ada langit yang masih merah membara dan menebar pilu
Hampir di setiap jenak waktu
Di hari kembang api hari raya kita bakar dengan riang
Ada mesiu saling berbalas nyawa yang tak berimbang
Hampir di setiap hari tenang
Di saat masjid-masjid megah tegak kosong-melompong tanpa seruan
Ada masjid yang penuh dengan jama’ah tiada lagi bernyawa, direnggut haknya saat peluru menghujan
Hampir di setiap kumandang adzan
Di waktu kurma dan sup buah membasahi dahaga shoum kita
Ada air dan garam untuk kerongkongan mereka
Hampir di setiap berbuka

Adakah kita pernah menginderanya?

Kemanusiaan telah dilahap kebiadapan
Para pemimpin dunia berserikat untuk bungkam
Jiwa-jiwa menjadi martir pembebasan
Syuhadaa` tidak berbilang nyawa
Shabra-Shatilla telah menyisakan cerita
Freedom Flotilla dinodai luka, Mavi Marmara menjadi bara
George Galloway menggaungkan kemanusiaan
Rachel Corrie mewariskan perih
Lantas di manakah nama-nama kita?

Apakah telah sampai kabar padamu? Telah sampaikah kabar padamu tentang Palestina?

Karena kemanusiaan kita masih menyala
Karena cinta kita masih bergantung pada Mahacinta
Berita dan do’a kita menjadi senjata
Kepedulian kita menjadi berlian
Harta-harta kita menjadi pelita
Derap-derap langkah juang kita untuk mereka, menuju surge

Kepada sang Mahacinta
Kita tak bisa berdusta
Ada kemanusiaan yang sedang terluka
Di sebuah negeri bernama Palestina


[Iqbal Muharram, Yogyakarta-Panti Sosial Tresna Werdha, 19 Juli 2014]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar