Rabu, 13 Februari 2013
Gerutu Sendu di Merbabu
Sepi yang tiada sunyi
Sunyi yang tiada sepi
Senyap yang tidak berarti lenyap
Semua ada dengan nyawanya
Semua hadir dengan zikirnya
Diam yang menyaksikan, diam yang terhinakan
Sendu bertalu-talu
Jejak-jejak kebodohan berserakan
Di balik titel dan kebanggaan kerja mencinta alam para oknum
Syaraf lidah mereka nampaknya tidak tersambung dengan hati dan keempat indera lainnya
Bercelotehkan dongeng sahaja akhirnya
Membuatku bertakbir diselingi getir
Gumam mendalam, menggelembung di benak lalu melambung
Kalaupun meledak kelak, isinya sederhana saja:
“Biarlah alam menyeka nurani yang kelam, sebelum masa menyantap nyawa”
Merbabu, 7-9 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar