Dari Setengah Perjalanan...

                Dari setengah perjalanan ini aku memulai. Melewati batas harapan dan idealisme yang dulu sempat kubangun, diiring kisah-kisah nyata bahwa orang-orang besar meninggalkan sesuatu yang bisa dibaca oleh orang-orang setelahnya. Yah, silakan berpendapat aku ingin bisa berjalan beriringan bersama mereka. Bersama Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam- dan yang lainnya.. :D

            Dan di sinilah sebagian kecil dari aku yang ingin aku tinggalkan untuk generasiku dan selanjutnya. Buah rasa dan rasio, buah susah dan senang, buah dari jalan juang seorang hamba, manusia bernama Muhammad Iqbal Muharram Ruhyanto…..

***

“Setengah perjalanan“ di atas hanya simbolik. Di usia yang 20 tahun ini sebuah amanah harus aku pikul dengan bahu yang tidak jauh beda dengan bahu milikmu. Dan tepat hari ini adalah hari pertama setelah setengah dari masa amanah lembaga mahasiswa di fakultas yang kupikul ini kujalani. Ya, 6 bulan dari 1 tahun sudah dijalani. Dan di hari terakhir 6 bulan pertama, kemarin, aku memulai hari dengan renungan ‘waktu’. Renungan yang akhirnya aku bagi dengan keluarga bentukanku di lembaga amanah ini –Forum Keluarga Pengurus Harian BEM KMFT UGM.

                Renungan waktu ini terinspirasi dari sebuah buku digital yang berjudul buku Motivasi. Berkisah tentang hadiah. Ada sebuah analogi yang menarik di sana, berbentuk pertanyaan, “jika setiap hari ada yang memberikan kita investasi uang sejumlah Rp. 86.400,- dan uang itu akan selalu hangus pada pukul 00.00 tepat, akan dibelanjakan untuk apa uang itu sebelum hangus?”. Kawan, analogi ini bertaut pada sebuah investasi nyata yang kita dapatkan sehari-hari kita, investasi berharga yang Tuhan anugerahkan kepada kita, WAKTU.

                Setiap hari semua orang diberi investasi waktu yang sama, 86.400 detik untuk digunakan hidup. Nol koma nol sekian sangat berharga sebagai penentu juara di laga atletik. Satu detik menjadi vital untuk terlewat dari sebuah musibah. Satu bulan menjadi hal yang berat untuk menerima kenyataan ketika bayi yang lahir prematur dan harus diberi tindakan khusus. Satu tahun menjadi sangat berarti ketika ternyata kita mendapatkan kenyataan suatu mata kuliah yang kita ikuti tidak memberikan izin untuk lulus. Ah… kawan, ternyata satu detik pun tidak bisa kita tarik kembali untuk memperbaiki ketidaksempurnaan atas harapan.

                Aku sering merasa tertantang oleh cerita guru-guru semasa SMP dan SMA. Sering sekali mereka bercerita kehebatan tokoh-tokoh dunia, bahwa kebanyakan dari mereka terbiasa berfikir dan mengurusi urusan-urusan yang besar sejak usia belia. Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam-  tokoh kelimuan, tokoh gerakan pembaharuan, tokoh nasional pada masa-masa Indonesia dijajah, semua punya andil besar dalam karya sejak usia mereka 20 tahun. Aku belum yakin amanah yang kupikul sekarang ini bisa sekelas dengan prestasi karya mereka, yang aku yakini sekarang aku berada dalam sebuah tantangan yang juga dulu mereka hadapi. Tantangan untuk berkarya lebih dari sekedar orang biasa dengan modal investasi waktu yang sama banyak, 86.400 detik...

                Waktu tidak sama dengan uang yang bisa disimpan untuk lain hari, dia akan terus berjalan ke depan dan tidak akan mundur sedetik pun. Dia harus dibelanjakan untuk bekal-bekal di kemudian hari pada saat itu juga, ketika dia telah diberikan pada kita.

Wa-l ‘ashri, inna-l insaana lafii khusrin, illa-lladziina aamanu wa ‘amilush-shaaliahaati wa tawaashau bi-lhaqqi wa tawaashau bish-shabri..” (Al ‘Ashr; verses 1-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar