Kamis, 26 Februari 2015

Sa su ada di Papua!!

Genap 1 minggu aku di sini, Papua. Dalam catatan kehidupanku, ini perjalanan terjauh yang pernah aku tempuh di negeri sendiri, alhamdulillaah. Kali ini bukan sekedar melancong, tapi memikul amanah yang cukup besar untuk pendidikan di Papua. Teman-teman di pulau Jawa biasanya langsung respon semacam “wuiihh...!! ngapain lu di sana??”, nampak heboh. Beberapa respon dengan tambahan penilaian negatif, “haduh, di sana tuh ya bla bla bla bla.... (dst)”. Konflik lah, budaya lah, malaria lah, cuaca lah, macam-macam.

Yap, Papua. Jika kita terbiasa hidup hanya dengan persepsi ideal secara umum, misal; rapi, sejuk, sampah yang ditumpuk manis di tempatnya, saluran air pemukiman jernih, sapaan ramah, bebas nyamuk, dsb., aku jamin kita akan kecewa dan ngebet mau kembali pulang sesampainya di sini. Tapi lain hal jika kita memiliki harapan bahwa kita datang dengan membagi dan mempelajari kearifan di sini, insyaa-Allaah, kita bisa menerima kondisi lalu bergerak tanpa menengok keluhan. Salah seorang saudara seperjuanganku mengatakan “saudaraku, banyak sekali peluang dakwah di sana, selamat!”. Mantap to persepsi saudaraku itu?!

Oya, 1 hal lagi yang biasanya membuat orang betah tinggal di daerah sini adalah; uang. Tentunya bagi yang sudah bekerja. Sudah jadi rahasia umum kalau di sini banyak banget peluang mendapatkan gaji yang besar, banyak industri/perusahaan besar yang bercokol di tanah ini. Dari beberapa orang yang merespon keberadaanku di Papua, ada yang sampai nyeletuk “waahh.. gajinya besar dong ya?!”, atau meng-ameliorasikan kalimat sejenis itu dengan pertanyaan “wow, berapa gaji kamu dapat?”. Bicara tentang uang juga, perusahaan-perusahaan di sini menyisihkan sebagian jatah pemasukan mereka untuk ‘subsidi’ kepada suku yang tanahnya ditempati oleh perusahaan-perusahaan itu. Jadi, ada, terjadi, warga tidak bekerja tapi punya banyak harta.

Beberapa fakta dan cerita yang aku dapatkan, Papua memang daerah dengan otonomi khusus (otsus) yang diberikan oleh pemerintah pusat negara kita. Pernah mendengar berita tentang Organisasi Papua Merdeka (OPM)? Itu ada dan resmi. Kabarnya pemerintah gak bisa ngotak-ngatik agar menjadi normal lagi, bahkan daerah menetapkan ada liburan khusus dengan judul hari jadi OPM yang biasanya libur selama 2 hari *oya, dapat kabar dari orang sini katanya di sini liburan nasional biasanya ditambah 1 hari setelahnya*. Kabarnya, keberadaan OPM sudah di-acc oleh para tetua suku di sini sehingga ini juga menjadi penguat keberadaan otsus dari pemerintah pusat untuk Papua. Warga pribumi akan diutamakan dalam posisi birokrasi pemerintahan, contohnya saja untuk posisi kepala sekolah negeri bisa dipastikan kalau beliau adalah warga asli Papua. Perusahaan-perusahaan yang ada di sini pun diwajibkan untuk menyediakan kuota khusus bagi warga asli untuk dikaryakan.

Banyak orang yang aku temui memiliki persepsi kurang baik terhadap warga asli Papua, apakah itu dari aspek kompetensi atau karakter. Aku menilainya sebagai kearifan lokal yang memang tidak bisa disamakan bentuknya dengan kearifan lokal yang dimiliki daerah lain. Apa yang bisa kita lakukan minimalnya adalah mengetahui, memahami, dan beradaptasi. Syukur sekali jika berikutnya kemudian bisa berkolaborasi dan berkarya bersama.

1 contoh bentuk adaptasi yang lumayan membuatku terbengong-bengong adalah tentang menolong warga pribumi. Beberapa kenalanku di sini memberikan sebuah petuah –dan ini katanya sudah menjadi rahasia umum-; “mas, kalau nemu warga pribumi yang jatuh kecelakaan di jalan, jangan nyamperin apalagi sampai nolongin, meski masnya merasa kasihan dan ingin menolong! Bukannya kita gak boleh kasian ya mas, tapi taruhannya kalau gak denda uang besar ya nyawa masnya, masnya bakal dituduh sebagai pelaku kejahatan kecelakaan itu kalau mendekat atau menolong!”. 1 lagi, kalau menabrak atau mencelakai binatang peliharaan betina –anjing atau babi- hingga menyebabkannya mati maka denda yang ditagih ke pelaku pencelakaan tidak hanya denda untuk 1 ekor yang mati itu, tapi ditambah dengan denda sejumlah potensi keturunan dari 1 ekor itu, misal sejumlah puting susunya. Dan... aku memerlukan beberapa menit untuk menghilangkan bengong setelah mendapatkan petuah-petuah itu.

Bagaimanapun, hatiku sudah terlanjur jatuh di sini, cinta, hehe.. Pada kesungguhan orang-orang yang aku temui di sini, kesungguhan untuk maju dan bangkit. Pada harapan yang banyak didengungkan orang-orang di sini, harapan kemajuan dan kesejahteraan. Hati siapa pun yang sehat akan tersentuh oleh jiwa-jiwa yang berjuang meski penuh halangan keterbatasan. Dan hati siapa pun akan melawan pada kejahatan yang menghalangi perjuangan kebaikan. Mudah-mudahan selama aku ditugaskan di sini bisa ikut aktif dalam barisan orang-orang yang memperjuangkan kebaikan, berkontribusi banyak bagi kemajuan dan kesejahteraan peradaban.

***


Timika, 26 Februari 2015

2 komentar:

  1. ka, menginspirasi khalayak ramai bingits sih... huaaaa.. pengen ke iriaaaan.. btw, sebenernya bukannya lebih bagus pakai kata irian ya daripada papua? terlanjur banyak yang familiar dengan kata papua sih y..

    pasti seru banget ya di sana ka? di sana k iqbal ngapain aja? sama siapa? berbuat apa? *pletak!!! #ditoyorkaiqbal ^^v

    semangat berbagi inspirasi dan manfaat ya, ka. mmmm,,itu,,,nggg kalau udah tau seeluk beluk di sana, tar sharing tentang kain2 adat yg ada di sana ya, ka? setau ichi, di sana pakai rajutan, ga ada info soal kain tenun, tapi ga tau deh kalau ternyata ada. eh, kakak pasti bingung ya aku ngomongnya loncat2 kayak masha yg lagi girang? hahaha... abaikan aja ya, ka.. aku emang suka nyepam di blog orang yg aku kepoin :D :D :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. makasih banyak Ichi :))

      nama resminya sekarang Papua, dulu sebelum masuk tahun 2000 namanya kan Irian Jaya, dunia cepat berubah di era sekarang, hehe

      alhamdulillaah.. bagiku sih seru, mengolah cara komunikasi, mengamati kekhasan, bantu-bantu ngajar, dll.. di sini tinggal sendiri, tapi alhamdulillaah udah banyak kenalan :)

      iya, warga lokal memang punya kerajinan khas rajutan, kapan2 nanti mudah2an bisa aku buat tulisan tentangnya ya.

      wahh.. sebuah kehormatan dikunjungi dan dikomentari Masha sekece Ichi :))

      Hapus