Jumat, 28 Februari 2014

Refleksi Perih dan Peluh

Batas, ketika tegak menjadi patah lalu jatuh..

Ada pula yang memilih 'menyerah'
Mereka yang sudah jatuh sebelum patah
Mereka yang mundur sebelum melangkah
Perjuangan ada di sana, maka butuh hati dan fikiran yang lapang, medan tempur untuk dua sisi jiwa kita; Pengecut dan Pejuang
Biarkan sisi Pejuang bebas mengejar
Biarkan sisi Pengecut lelah dikejar.

Mimpi itu santunan di kala tidur, hidup tanpa bisa dicicip dan disentuh
Dan ia menjadi rebutan di kala terjaga, hidup dengan berperih dan berpeluh

Mereka yang memilih tidur, memilih untuk menjadi gelandangan
Mereka yang ingin terjaga, harus sadar niscayanya perjuangan!


_refleksi perih dan peluh, di sebuah kos dan dongkrak-Yogyakarta, 28 Februari 2014_

3 komentar:

  1. iqbal masih tetap konsisten menulis, sementara blog gue sepi, sunyi, senyap. krik krik krik kayak jangkrik...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahahah.. ayo Nik, terus nulis, tinggalkan jejak-jejak kebaikan yang menginspirasi :D

      *aku udah nyumbang komen lhoo :3 *

      Hapus
  2. Mari membangunkan mimpi dari tidurnya. Bila ia sudah terbangun. Tanyalah kepadanya "hai mimpi, apakah impianmu hari ini?". Ia dengan serta merta merapikan posisi duduknya dan menjawab pertanyaanmu barusan dengan kalimat "hari ini, impianku tidak seperti biasanya. Karena orang yang bertanya kepadaku saat ini memiliki kekuatan hidup untuk berjuang".

    Mendekati keabadian hidup manakala hari demi hari dilewatkan dengan kerja nyata. Seolah akan hidup selamanya teman :)

    BalasHapus