Jumat, 28 Maret 2014

Jum'at, di Sebuah Tempat

Jum'at

Murottal masjid Al-Husna

Seruan bersiap bersegera

Terik mentari menyengat

Peluh mengalir dari pori-pori olahraga pagi

Lalu lalang jilbab putih dan jubah hitam, bergantian dengan baju koko dan kemeja putih bercelana bahan kain warna hitam

Secarik kertas izin berstempel 'Bidang Kedisiplinan' selayaknya tiket keluar masuk tempat hiburan

Gedoran pintu berlapis seng

Deret antrian gayung

Deburan air bak panjang

Tetesan kran air wudhu

Tumpahan busa sabun cuci

Baju-baju terjatuh dari jemuran, teronggok menumpuk seolah tanpa tuan

Lantai yang lengket, kaki menjinjit

Butiran nasi yang jatuh dan kuah yang tumpah dari wadah menu pagi

Derit kotak besi tingkat, seprai terburai, bantal-guling tanpa bungkus, bawah ranjang penuh kardus

Tersembul baju cucian dari bawah kasur busa

Yang paling tua dan telah banyak ilmunya nampak masih terkulay lemas malas

Denting tiang besi dan pukulan pintu kayu

Baju-baju koko kusut tanpa gosokan setrika

Peci-peci kumal terpoles daki

Sajadah wangi tanpa cuci

Semerbak parfum non alkohol limaribuan

Sendal yang sering berganti-pasang berhias ukiran

Beberapa hanya beralaskan kulit kaki dengan ujung cantengan dan bertitik mata ikan

Sabetan rotan di atas betis berlapis sarung, lecutan kain sajadah di pinggul berlapis rukuh

Deretan shaf acak menanti, mata sayu, kepala-kepala mungil yang mengangguk terkantuk-kantuk, tangan-tangan kreatif mencari tempat menggaruk

Lantun tilawah dan shalawat

Antrian toilet dan kran wudhu

.........

Semuanya menggema di sana, bersama lengkung senyum dan derai tawa keceriaan..

Jum'at

Di tengah-tengah rimbun hutan bambu, adakah kau masih mengenang itu saudara-saudariku? :')


_Yogyakarta, 28 Maret 2014_




3 komentar:

  1. tetesan air keran di tepat wudhu itu memang punya daya tarik magis tersendiri kalau di simak sungguh sungguh :D

    BalasHapus
  2. tak pernah merasakan hidup di pondok dan asrama..
    hanya mendengar cerita keponakan ketika liburan datang
    jadi rindu mereka membaca tulisan ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. mba Anis, nanti anak2nya dimasukkin ke Pondok aja :D hehe

      Hapus