Deklarasi syahadat itu harus
dirayakan
Tidak sekedar pengakuan keTuhanan
dan keRasulan
Merasakan getaran kebenarannya di
sanubari jiwa
Mengucapkannya, kata-kata tentang
rasa
Bekerja semaksimalnya, sekuat
sekemampuan raga
Lalu mari kita bicara tentang
alam negeri, kita menyatu bersamanya
Membangun harmoni, namun
seringkali dekonstruksi: Hancur lebur, kacau balau
Ego manusia berkuasa, dahaga akan
digdaya
Lemahnya deklarasi syahadat di
negeri ini membuat kebenaran menjadi ringkih
Tertimpa gedung-gedung pencakar
langit milik para perampok
Tertimbun tumpukan hutang negeri
pada tuannya
Terhanyut bersama kayu-kayu yang
telah dicuri
Deklarasi syahadat itu harus
dirayakan
Bersama keyakinan yang menghujam
dalam-dalam
Bersama cinta untuk membenah diri
dan negeri
Bersama jibaku jiwa raga hingga
tetes keringat dan darah yang terakhir
Mewujudkan syahadat kita di
negeri ini, berarti; merangkai kembali untaian zamrud khatulistiwa
Mengasah kembali cakar-cakar
garuda bangsa
Mengukir senyum terindah
INDONESIA
(Deklarasi Syahadat untuk Alam, 4 Agustus 2012)
Puisi di atas ini aku tulis
beberapa bulan yang lalu, Agustus 2012, di tanah Borneo. Aku tulis lalu aku
bawakan di hadapan forum camping
anak-anak SMA perbatasan Indonesia-Malaysia di sana. Sederhana ajakan isinya, menjaga Indonesia dan alam semesta. Mereka adalah para
penerus pendahulunya di tanah mereka, dan semoga dengan ‘sentilan’ puisi ini
bisa membantu mereka untuk tidak menerima warisan negatif para pendahulu mereka
dalam mengelola alam.
Borneo yang kita kenal dengan
Kalimantan tercatat sebagai kawasan paru-paru dunia, penyumbang oksigen bagi
masyarakat dunia. Betapa tidak, masih banyak daerah yang belum tereksplorasi di
sana dengan ragam flora-nya, kawasan hijau yang teramat rimbun. Namun kondisinya
yang sedemikian itu nyatanya harus seringkali berhadapan dengan ironi,
pembakaran hutan untuk membuka ladang, penebangan liar, perburuan satwa langka,
dan sebagainya. Mungkin ini dia salah satunya yang membuat isu Global Warming semakin menyata. –teringat
film An Inconvenient Truth-nya Al
Gore-.
Bahkan untuk menindaklanjuti
kondisi parah itu, Indonesia bersama Malaysia dan Brunei Darussalam akhirnya
dirangkul oleh WHO (World Health
Organization) untuk menggalakkan program HoB (Heart of Borneo). Informasi ini aku dapatkan ketika Juli-Agustus
lalu hendak berangkat mengabdikan diri di Kalimantan Barat dalam program KKN
PPM UGM 2012. Program HoB ini mengajak kolaborasi 3 negara tersebut untuk
kembali menghijaukan pulau Kalimantan setelah semakin tahun semakin hilang
warna hijaunya oleh pembalakan hutan dan eksploitasi alam yang tidak
bertanggung jawab.
Rekan-rekan pemuda-pemudi Indonesia
yang smart dan salih-salihat,
Desember ini adalah momentum penutup tahun kita. Satu tema aku tawarkan untuk
mewarnai penutup ini dengan banyak harapan membangun beragam perbaikan,
termasuk perbaikan kita dalam menyikapi alam. Yuk kita menanam pohon. Bukan sekedar untuk kembali menghijaukan negeri kita, tapi juga sebagai simbol
harapan, kelak kita rawat dan pupuk harapan tersebut agar membesar dan meluas
sehingga banyak orang ternaungi. Desember 2012, bulan menanam pohon, bulan
menanam harapan untuk masa depan.
Ok, aku tutup tulisan ini dengan senandung ‘Mother Nature’ dari
Shaff-Fix:
Bila hutan yang hijau telah
gersang
Bila kicau burung hanya terkurung
Bila bening sungai berganti kelam
Bila nyanyian alam menjadi hilang
*) ke mana kita
harus pergi?
Di mana kita kan mencari?
Kerusakan di muka bumi karena
tangan-tangan manusialah semata
Dan manusialah yang akan
merasakan akibatnya, let’s start to care
and love mother nature..
Bila mentari tertutup asap hitam
Bila udara tak lagi menyegarkan
Bila kehidupan tak pedulikan alam
Bila semua hanyalah keegoisan
Kembali
ke *)
Apakah kesadaran kita baru
terjaga
Ketika kekuatan alam telah
melakukan bencana?
Segeralah berbenah di waktu yang
tersisa
sumber gambar: http://heistmeister.wordpress.com/2012/05/04/manfaat-pohon-dan-peranannya/
Puisinya keren! Borneo ya? Memang di sana kawasan hutannya masih sangat besar. Moga hal itu terus terjaga sampai kapan pun. Ayo dijaga hutan-hutannya! :D
BalasHapusyoi bung Glen, Borneo! pas banget di kawasan perbatasan Indo-Malay :)
Hapuslet's keep our mother nature!!
wah si akang...jago pisan buat puisi
BalasHapussuka yang deklarasi sahadat....
hatur nuhun pisan kang :)
Hapussmoga bermanfaat
dan semua kembali kepada manusia, bila manusia merusak alam, alampun bisa merusak manusia dengan caranya....
BalasHapusmancappp postingannya.... salam kampanye ngeblog BSO :)
bener banget brader, siapa menanam maka akan memanen :)
Hapustengkyu!!
salam solid!!
Kepedulian, kepedulian terhadap lingkungan yang bukan hanya keharusan dan tanggungjawab pemerintah.
BalasHapusMari kita semua bergerak, berbuat dari hal kecil menanam satu atau dua batang pohon.
Puisinya keren. serius, keren.
Salam solid !
bener banget bung, gerakan peduli lingkungan harus menjadi bagian dari gerakannya grass root juga :)
Hapus*dan smoga kita ada di sana*
tengkyu! semoga bermanfaat :)
salam solid!!
merinding bang baca puisinya.. :(
BalasHapussemoga hutan hutan diindonesia bisa hijau lagi seperti dulu.
:) semoga bermanfaat untuk menggerakkan
Hapusaamiin, yuk nanem pohon!! :D
makna mendalam dengan bahasa yang mudah dipahami ^_^...
BalasHapus:) Tengkyu!!
Hapussmoga bermanfaat untuk menggerakkan
salam solid!
Menanam Pohon juga Menanam Haraapan,
BalasHapusAyo kita rawat pohon2 yg telah kita tanam
sipp
Hapusyuk kita kemon! :)